Friday, May 28, 2010

“PENGARUH PENGAKUAN PENDAPATAN TERHADAP LABA”

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan informasi dan kemajuan teknologi. Hal ini perlu diimbangi dengan produktivitas yang memadai. Untuk itu jasa perusahaan konstruksi jaringan telekomunikasi sangat dibutuhkan untuk melaksanakan suatu proyek jarinagn telekomunikasi.
Menurut peraturan pemerintah No. 38 Tahun 1983, perusahaan konstruksi adalah perusahaan yang pekerjaanya melaksanakan pembangunan, pembuatan, perbaikan atau pemugaran bangunan atau barang yang tidak bergerak lainnya, baik untuk kepentingan sendiri maupun atas suruhan orang lain, dengan atau tanpa perjanjian tertulis. Pekerjaan itu sendiri atas kepentingan sendiri atau suruhan pihak lain dengan melakukan perjanjian tertulis atau disebut dengan kontrak konstruksi.
Kontrak konstruksi ini berisi tentang perjanjian antara kontraktor dengan pemberi proyek mengenai pelaksanaan konstruksi suatu asset atau suatu kombinasi asset yang berhubungan erat satu sama lain atau saling tergantung dalam hal rancangan, teknologi dan fungsi atau tujuan atau penggunaan pokok (PSAK,2002 : 34). Dalam perjanjian kontrak konstruksi meliputi :
1. Kontrak pemberian jasa yang berhubungan langsung dengan konstruksi asset, umpamanya pelayanan jasa untuk menejer proyek dan arsitek.
2. Kontrak untuk penghancuran atau restorasi lingkungan sebuah penghancur asset
Pada perusahaan konstruksi yang operasinya memakan waktu lebih dari satu periode akuntansi, metode pengakuan pendapatannya akan berbeda dengan perusahaan lain yang operasinya kurang dari satu periode akuntansi. Hal ini disebabkan oleh : (1) waktu penyelesaian proyak atau pekerjaan yang tidak selalu jatuh tempo pada akhir periode, (2) kontrak tidak selalu selesai pada satu periode akuntansi, (3) setiap pendapatan berkala selalu hanya menggambarkan pendapatan yang nyata dari pekerjaan yang masih dalam penyelesaian.
Metode pengakuan pendapatan yang diterapkan oleh perusahaan konstruksi memegang posisi krusial dalam kerangaka akuntansi karena mempengaruhi secara langsung laba-rugi yang timbul akibat aktivitas perusahaan selama periode tertentu. Bila dikaji lebih lanjut, terdapat dua alternative metode akuntansi yang dapat digunakan untuk mengakui pendapatan pada perusahaan konstruksi, yaitu metode kontrak selesai dan metode persentase penyelesaian. Kedua metode tersebut berbeda dalam mengakui pendapatan dan laba kotor perusahaan dalam periode waktunya. Metode kontrak selesai mengakui pendapatan dan laba kotor perusahaan hanya pada saat terjadi penjualan, artinya pada saat kontrak selesai. Sedangkan ,metode persentase penyelesaian mengakui pendapatan dan laba kotor perusahaan sesuai dengan kemajuan perusahaan dalam penyelesaian kontrak
Dengan alasan tersebut, penulis mencoba untuk membahas masalah Pengakuan Pendapatan sebagai pokok materi dan objeknya adalah PT.Cedak Sion. Kemudian dalam penyusunan karya tulis ini penulis memilih judul “PENGARUH PENGAKUAN PENDAPATAN TERHADAP LABA”
1.2 Rumusan Masalah dan Batasan Masalah
1.2.1 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah penulis jelaskan diatas, penulis mencoba untuk merumuskan permasalahannya kedalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :
1. Bagaimana
2. Metode manakah yang paling tepat digunakan perusahaan?
1.2.2 Batasan Masalah
Setelah merumuskan masalah yang diuraikan diatas dan mengingat luasnya lingkup permasalahan maka penulis membatasi masalah pada perhitungan metode pengakuan pendapataan yang dicatat, kapan diakuinya pendapatan yang benar-benar terjadi serta pengaruhnya terhadap laba-rugi perusahaan.


1.3 Tujuan Penelitian
Setelah merumuskan masalah seperti yang diuraikan diatas dan mengingat luasnya lingkup permasalahan maka penulis membatasi kapan diakuinya pendapatan yang benar-benar terjadi serta pengaruhnya terhadap laba rugi perusahaan.

1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Akademis
Dalam penulisan ini penulis berharap dapat membekali penulis untuk lebih mengenal dan memahami tentang Pengakuan Pendapatan yang telah di dapat di bangku kuliah untuk mencoba menerapkan pemahaman teoristis yang diperoleh ke dalam dunia nyata.
1.4.2 Manfaat Praktisi
Peneliti berharap agar penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi perusahaan dalam menghitung pendapatan dan laba perusahaan.

1.5 Metode Penelitian
1.5.1 Objek Penelitian
Penulis melakukan penelitian terhadap perusahaan yang bergerak di bidang jasa konstruksi yaitu PT. Cedak Sion yang beralamat di Jl. Pertengahan Salam VI No.61 Cijantung, Jakarta Timur 13770. Sebagai dasar objek penelitian dalam perusahaan ini
1.5.2 Data / Variabel
Penulis menggunakan data yang diberikan oleh perusahaan untuk melengkapi dalam penulisan ini.
1.5.3 Metode Pengumpulan Data
1. Studi Pustaka
Penulis melakukan studi pustaka yaitu kunjungan keperpustakaan guna mendapatkan referensi untuk melengkapi penulidan ini.



2. Studi Lapangan
Penulis melakukan kunjungan langsung ke perusahaan dan melakukan wawancara langsung ke pihak yang berhubungan dengan topik yang saya ambil dalam penulisan ini
1.5.4 Alat analisis yang digunakan
Menggunakan table untuk menyajikan total biaya pembangunan suatu proyek yang dipilih.

























BAB II
LANDASAN TEORI


2.1 Perusahaan Konstruksi
2.1.1 Karakteristik Perusahaan Konsturksi
1. Karakteristik utama dari industri konstruksi ini adalah pekerjaan yang dilakukan dalam industri konstruksi didasarkan atas kontrak dengan pemberi kerja.
2. Kegiatan yang dilakukan perusahaan pada industry ini biasanya melebihi dari satu siklus normal operasini operasi perusahaan.
3. Selain itu setiap kontrak biasanya menghasilkan produk yang spesifik dan bukan merupakan produk yang sama.
2.1.2 Kontrak yang dibuat dapat berbentuk :
• Kontrak pembangunan sebuah aset tunggal.
• Kontrak untuk pembangunan sejumlah aset yang berhubungan erat atau saling tergantung satu sama lain dalam hal rancangan, teknologi dan fungsi atau tujuan dan penggunaarancangan, penggunaan pokok.
• Kontrak untuk penghancuran atau restorasi aset dan restorasi lingkungan setelah penghancuran aset.
• Kontrak untuk pemberian jasa dalam bidang perencanaan konstruksi
• Kontrak untuk pemberian jasa dalam bidang pengawasan pekerjaan konstruksi sejak awal pelaksanaan pekerjaan sampai dengan diserahterimakannya kepada pemberi kerja

2.2 Pendapatan
Secara umum pendapatan dapat diartikan sebagai peningkatan penghasilan yang diperoleh perusahaan dalam melakukan kegiatan atau aktivitas perusahaanya dan digunakan untuk membiayai seluruh aktivitas dari perusahaan itu. Pendapatan juga merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan karena besar kecilnya pendapatan yang diperoleh akan berpengaruh pada kelangsungan hidup persahaan.
Pendapatan sebagai salah satu elemen penentu laba rugi suatu perusahaan. Konsep dasar pendapatan pada dasarnya adalah suatu proses mengenai arus penciptaan barang dan jasa oleh perusahaan dalam jangka waktu tertentu.berbagai definisi timbul mengenai pendapatan.
Menurut Kieso dan Wegandt (1995:56) memberikan pengertian bahwa pendapatan adalah arus kas masuk atau penambahan lain atas harta suatu kesatuan atau penyelesaian suatu kewajiban (kombinasi dari keduanya) selama satu periode dari penyerahan atas produksi barang dan jasa atau aktivitas lain yang merupakan operasi utama kesatuan tersebut.
Menurut Niswonger dan fess (1993:9) adalah pendapatan dihitung dari jumlah yang dibebankan kepada langganan untuk barang-barang yang diserahkan atau jasa-jasa yang diberikan.
Menurut Prof. Dr. Zaki Baridwan (2004:10) pendapatan adalah aliran masuk harta-harta (aktiva) yang timbul dari penyerahan barang dan jasa yang dilakukan oleh suatu unit usaha selama periode tertentu.
Pendapat lain tentang pengertian pendapatan seperti yang disebutkan oleh Standar Akuntansi Keuangan No.23 (2004:06) pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomis yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.

2.2.1 Sumber –sumber pendapatan
Dua pandangan sehubungan dengan sumber pendapatan, yaitu :
1. Pandangan Komperhensif
Pendapatan meliputi seluruh penjualan barang dan jasa perusahaan atau penjualan selain produk perusahaan seperti aktiva tetap, transaksi modal, hadiah, sumbangan atau penemuan.
Pandangan ini menjelaskan bahwa pendapatan itu merupakan hasil penjualan barang dan jasa yang diukur berdasarkan jumlah yang dibebankan ke konsumen untuk sejumlah barang dan jasa yang diserahkan kepada mereka.

2. Pandangan Menyempit
Pendapatan meliputi seluruh operasi perusahaan. Jadi disini tidak termasuk keuntungan. Pandangan ini membedakan dengan jelas antara kegiatan perusahaan yang menghasilkan keuntungan atau kerugian.
Dari pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa pendapatan bersumber dari pendapatan opersai dan non operasi. Pendapatan operasi adalah pendapatan yang berasal dari kegiatan utama perusahaan, sedangkan pendapatan non-operasi adalah pendapatan yang berasal dari kegiatan yang jarang terjadi dalam perusahaan dan hanya merupakan tambahan sampingan.
2.2.2 Sifat dan Komponen Pendapatan
1. Aliran masuk asset bersih yang dihasilkan melalui penjualan barang dan jasa
2. Aliran keluar barang dan jasa dari perusahaan kepada para pelanggan atau konsumen
3. Produk perusahaan yang dihasilkan dari penciptaan barang dan jasa selama periode tertentu
4. Pendapatan sebagai keuntungan dari penanaman investasi yang dilakukan oleh pemilik modal.

2.3 Pengakuan Pendapatan
Pengakuan pendapatan merupakan salah satu masalah yang paling sulit dihadapi oleh profesi akuntansi. Meskipun terdapat pedoman beberapa alur umum mendasari pemikiran metode pengakuan pendapatan. Persoalan pengakuan pendapatan sering kali diselesaikan dengan mengacu pada konsep seperti kemungkinan penagihan, pengalihan manfaat dan resiko kepemilikan.
Menurut Zaki Baridwan (1996:192), pengakuan pendapatan adalah arus masuk kas broto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktifitas normal perusahaan selama satu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.
Menurut (2003:288), pengakuan pendapatan adalah aliran masuk atau kenaikan jumlah aktiva atau penurunan jumlah kewajiban atau kombinasi keduanya yang timbul dari penyerahan barang dan jasa dalam suatu periode.
Dalam prinsip akuntansi yang lazim aturan umum mengenai saat pengakuan pendapatan dikenal dengan prinsip realisasi. Secara umum realisasi berarti melaporkan pendapatan bila suatu transaksi pertukaran telah terjadi.
Menurut PSAK (2002:44) hal 44.2 pendapatan penjualan rumah, ruko, bangunan sejenis lainnya beserta kavling tanahnya diakuai dengan metode akrual penuh apabila seluruh kriteria berikut terpenuhi :
1. Proses penjualan telah selesai
2. Harga jual akan tertagih
3. Tagihan penjualan tidak akan bersifat subordinasi dimasa yang akan datang terhadap pinjaman lain yang akan diperoleh pembeli
4. Penjual telah mengendalikan resiko dan manfaat kepemilikan unit bangunan kepada pembeli melalui suatu transaksi secara substansi adalah penjual dan penjual tidak lagi terlibat secara signifikan dengan unit bangunan tersebut.
Kiseo dan Weygandt (1995:597) menjelaskan prinsip pengakuan pendapatan menetapkan bahwa pendapatan diakui pada saat direalisasikan dan dihasilkan. Pendapatan direalisasikan bila barang-barang dan jasa-jasa dipertukarkan untuk kas atau klaim atas kas (piutang). Pendapatan dapat direalisasikan bila aktiva yang diterima segera dapat di konversikan pada jumlah kas atau klaim atas kas yang diketahui. Dan, pendapatan dihasilakan bila kesatuan itu sebagian besar telah menyelesaikan apa yang seharusnya dilakukan agar berhak atas manfaat yang diberikan dari pendapatan, yakni bila proses mencari laba telah selesai.
Dalam transaksi penjualan real estate, pembeli mungkin diberi kesempatan mencicil tanpa dikenakan bunga. Apabila masa cicilan lebih dari 12 bulan, maka pendapatan penjualan harus diakui hanya sebesar nilai sekarang dengan mengakui pendapatan bunga yang masih akan diterima. Dalam hal penjualan telah mengalihkan hutang yang terkait pada real estate yang dijual, sedangkan transaksi tersebut belum memenuhi persyaratan pengakuan pendapatan, hutang tersebut tidak boleh dikurangkan dari nilai tercatat unit real estate yang bersangkutan. Pencicilan atau pelunasan oleh pembeli dibukukan sebagai uang muka dengan mengurangi saldo hutang yang bersangkutan. Penjual harus melakukan pengungkapan bahwa unit tersebut telah terkait pada pengikatan atau perjanjian jual beli.

2.3.1 Syarat pengakuan pendapatan
Dalam penjualan barang, IAI menetapkan syarat pengakuan pendapatan dalam PSAK No.23 paragraf 13 sebagai berikut :
a. Perusahaan telah memindahkan resiko secara signifikan dan telah memindahkan manfaat kepemilikan barang kepada pembeli,
b. Perusahaan tidak lagi mengelola atau melakukan pengendalian efektif atas barang yang dijual,
c. Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal
d. Besar kemungkinan manfaat ekonomi yang dihubungkan dengan transaksi akan mengalir,
e. Biaya yang terjadi atau yang akan terjadi sehubungan dengan transaksi penjualan dapat diukur dengan andal.
Dasar akrual untuk pendapatan bisa menyiratkan bahwa pendapatan harus dilaporkan selama produksi, pada akhir produksi, pada penjualan barang atau pada penagihan penjualan.
Pendapatan diakui selama produksi dalam situasi-situasi berikut :
a. Pendapatan berupa sewa, bunga dan royalty diakui pada saat telah diperoleh. Dengan syarat adanya persetujuan atau kontrak yang menspesifikasikan peningkatan secara bertahap dalam klaim terhadap pelanggan
b. Pemberian jasa individual atau kelompok profesional atau jasa yang serupa mungkin lebih baik menggunakan dasar akrual bisnis untuk pengakuan pendapatan, syaratnya sifat klaim terhadap pelanggan adalah fungsi proporsi jasa yang diberikan.
c. Pendapatan dari kontrak jangka panjang diakui dengan dasar kemajuan konstruksi atau “persentasi penyelesaian” dihitung dengan :
(1) Estimasi teknik atas pekerjaan yang dilakukan hingga tanggal tertentu dibandingkan dengan total pekerjaan yang harus diselesaikan menurut kontrak
(2) Total cost yang terjadi hingga tanggal tertentu dibandingkan dengan total cost yang diestimasi untuk proyek dalam kontrak.
d. Pendapatan atas full cost fixed fee kontrak sebaiknya diakui dengan dasar akrual.
e. Perubahan asset karena pertumbuhan akan menimbulkan peningkatan pendapatan.

Masalah pendapatan tidak lepas dari masalah penentuan waktu pendapatan tersebut. Menurut Theodorus M Tuanakotta sebagaimana dikutip oleh Khairuddin (2005:123), menyatakan bahwa ada beberapa alternatif pengakuan pendapatan sesuai dengan transaksi pengumpulan pendapatan, antara lain :
1. Pengakuan Pendapatan Selama Berlangsungnya Proses Produksi
Pendapatan dapat diakui selama kegiatan produksi, meskipun produk yang dihasilkan oleh perusahaan masih dalam proses produksi, prosedur yang digunakan adalah persentase penyelesaian. Cara ini umumnya digunakan pada perusahaan yang bergerak dibidang kontraktor yang mengerjakan proyek jangka panjang. Pengakuan pendapatan dengan cara ini dapat dilakukan jika harga kontrak telah pasti dan taksiran harga untuk menyelesaikan proyek dan kemajuan dalam penyelesaian kontrak dapat dipertanggungjawabkan.
Besarnya pendapatan dapat diukur atau ditaksir atas dasar akuntansi harga yang terjadi selama penyelesaian pekerjaan. Taksiran tersebut dapat dilakukan dengan dua pendekatan :
a. Persentase biaya, dimana tahap penyelesaian ditentukan dengan membandingkan biaya yang telah dikeluarkan dengan taksiran total biaya dalam menyelesaikan proyek.
b. Persentase penyelesaian fisik, biasanya didasarkan pada tahap kemajuan proyek.

2. Pengakuan Pendapatan Saat Penyelesaian Produksi
Pada umumnya pengakuan pendapatan ini cocok digunakan untuk perusahaan pertambangan dan pertanian. Pada jenis usaha ini, produk yang dihasilakan mempunyai harga relatif pasti dan penjualan serta pemasaran telah pasti. Jika penjualan atau penerimaan kas mendahului produksi dan pengiriman, pendapatan dapat diakui saat diperoleh dengan produksi dan pengiriman.
Syarat yang harus dipenuhi untuk mengakui pendapatan pada saat produksi selesai, ialah :
a. Harga jual dapat ditentukan dengan tepat,
b. Tidak diperlukan kegiatan atau biaya pemasaran yang material untuk memasarkan produk tersebut,
c. Harga produk sulit ditentukan,
d. Satuan persediaan dapat saling dipertukarkan yaitu barang tidak berpengaruh oleh perubahan bentuk dan ukuran,
3. Pengakuan Pendapatan Pada Saat Penjualan
Pengakuan pendapatan pada saat penjualan merupakan dasar yang paling jelas dan objektif dari pada pengakuan pendapatan model lainnya. Transaksi penjualan selalu mengandung unsur laba rugi. Oleh karena itu, perusahaan tidak cukup hanya mencatat kenaikan suatu aktiva dan pengurang aktiva lain, tetapi transaksi tersebut juga menyangkut pengakuan pendapatan dan unsur biaya, dan masing-masing unsur dicatat secara terpisah.
Sesuai dengan FASB statement No.5, dua kondisi untuk pengakuan pendapatan biasanya terpenuhi pada waktu barang telah diserahkan kepada konsumen, maka pendapatan dari kegiatan pengolahan dan penjualan produk umumnya diakui waktu dijual.
4. Pengakuan Pendapatan Pada Saat Diterima Uang Tunai
Alasan umum menggunakan cara ini adalah kemungkinan pembatalan penjualan. Seperti halnya dalam penjualn bersyarat, penjualan ekspor dan penjualan atas persetujuan pembeli misalnya, penjualan cicilan dan hasilnya jarang sekali dicatat pada saat pendapatan penjualan diterima. Meskipun resiko dan biaya penagihan umumya lebih besar daripada hal penjualn lain, pencantuman taksiran-taksiran yang layak mengenai kerugian-kerugian penagihanya merupakan cara yang lebih baik dari pada pencatatan pendapatan penjualan dalam masa setelah transaksi penjualanya.




2.3.2 Tujuan Pengakuan Pendapatan
Tujuan pengakuan pendapatan adalah untuk mengetahui seberapa besar pendapatan yang menjadi pendapatan pada periode yang bersangkutan dan untuk mengetahui seberapa besar pendapatan yang diterima dimuka.

2.3.3 Beberapa Metode Pengakuan Pandapatan
2.3.3.1 Metode Kontrak Konstruksi
Pada banyak industri seperti galangan kapal, desain dan produksi pesawat terbang, pembangunan pusat Apartemen, hotel, pusat perkantoran, dan pusat pertokoan aktivitas perusahaan untuk memperoleh pendapatan menyangkut sejumlah proyek berskala besar yang meliputi beberapa akuntansi untuk menyelesaikannya
Masalah akuntansi dan pelaporan keuangan untuk aktivitas memperoleh pendapatan demikian itu berhubungan dengan khususnya saat jangka waktu, serta jumlah pendapatan yang harus diakui dan perlakuan biaya yang diperlakukan dalam proses atau aktivitas produktifnya. Dalam hal itu, melaporkan pendapatan sebelum terjadinya penyerahan barang atas penyediaan jasa berdasarkan kontrak akan lebih bermanfaat
Oleh karena itu perbedaan kondisi dan kontraktual dalam kegiatan konstruksi berjangka panjang, beberapa alternative metode akuntansi dan pelaporan atas kontrak konstruksi berjangka panjang telah dikembangkan meskipun demikian, masing-masing metode akuntansi tersebut tidak seharusnya dipandang sebagai mutually exclusive, tetapi sebaikanya harus dipandang sebagai metode-metode yang bersifat dectives. Dalam kontrak konstruksi sendiri metode yang sering digunakan adalah metode persentase penyelesaian dan metode kontrak selesai

2.3.3.2 Metode Persentase Penyelesaian
Metode persentase penyelesaian mengakui pendapatan, biaya-biaya dan laba kotor dengan terlaksananya kemajuan kearah penyelesaian kontrak jangka panjang. Untuk menerapkan metode persentase penyelesaian harus dimiliki dasar atau standar untuk mengukur kemajuan penyelesaian pada tanggal sementara tertentu. Masalah yang besar dalam penerapan metode persentase penyelesaian yang tidak dapat diperagakan dalam contoh adalah kemampuan untuk membuat taksiran penyelesaian dan laba kotor yang cukup akurat.

Menurut Slamet B.Noor (1998:242), hasil yang diakui untuk masa yang bersangkutan sepantasnya ditetapkan sebagai persentase dari taksiran hasil seluruhnya berdasarkan :
a. perbandingan antara biaya-biaya yang sudah menjadi akhir masa penetapan hasil yang dimaksud dan taksiran biaya seluruhnya untuk menyelesaikan kontraknya dengan menggunakan data-data paling baru.
b. Pengukuran secara lain atas kunjungan pekerjaan dalam rangka penyelesaian keseluruhan atas kontrak dengan memperhatikan pekerjaan yang telah dilakukan. Dalam metode ini semua biaya yang dikeluarkan dalam pembangunan dicatat dalam rekening bangunan dalam proses, penerimaan uang dari pemesan dikredit ke rekening uang muka pesanan, setiap akhir periode dilakukan perhitungan laba atau rugi berdasarkan persentase penyelesaian.
Beberapa metode yang digunakan dalam praktek untuk menentukan kemajuan penyelesaian adalah:
a. metode biaya ke biaya (cost to cost method)
Metode ini dapat dikatakan sebagai metode pengukuran input yang paling banyak dipakai. Dengan metode ini tingkat penyelesaian pekerjaan atau kontrak ditentukan dengan cara membandingkan antara biaya yang sudah terjadi dengan estimasi terkini dari total biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan atau kontrak.
b. metode usaha yang dicurahkan (efforts expended method)
Metode ini didasarkan pada ukuran dari pekerjaan yang dilaksanakan. Ukuran ini meliputi jam kerja, upah buruh, jam mesin atau kualitas bahan. Tingkat penyelesaian diukur dengan cara yang sama dengan yang digunakan dalam pendekatan biaya-biaya, rasio dari usaha yang digunakan dalam pendekatan biaya-biaya, rasio dari usaha yang sudah dicurahkan terhadap taksiran seluruh usaha yang akan dicurahkan untuk menyelesaikan untuk menyelesaikan kontrak.
c. metode unit-unit prestasi kerja (units of work performed method)
Metode ini dibuat dengan hasil yang dicapai yang termasuk dalam kategori ini adalah metode-metode yang didasarkan pada unit yang dihasilkan dan pertambahan nilai.
Tujuan dari masing-masing metode tersebut adalah untuk mengukur tingkat kemajuan dari segi biaya-biaya, unit-unit dan nilai tambah
Salah satu ukuran masukan yang lebih terkenal yang digunakan untuk menentukan kemajuan penyelesaian adalah metode biaya ke biaya (cost to cost), menurut metode ini persentase penyelesaian diukur dengan membandingkan biaya-biaya yang sudah dikeluarkan dengan taksiran jumlah seluruh biaya untuk menyelesaikan suatu kontrak, seperti yang ditunjukan dalam rumus berikut




Total taksiran biaya baru
• Pendapatan pada periode tersebut :
Persentase penyelesaian X harga kontrak (taksiran pendapatan tetap) - pendapatan tahun sebelunya yang telah diakui
• Laba kotor pada periode tersebut :
Persentase penyelesaian X taksiran laba kotor - laba kotor tahun sebelumnya.
Persentase yang diperoleh dari perbandingan biaya-biaya dikeluarkan terhadap taksiran jumlah seluruh pendapatan atau taksiran seluruh laba kotor dalam kontrak, untuk mendapatkan jumlah pendapatan atau laba kotor yang diakui sampai sekarang.
Metode persentase penyelesaian harus digunakan sebagai dasar pelaporan pada kebanyakan kegiatan konstruksi berdasarkan kontrak jangka panjang. Namun seperti yang telah dikemukakan diatas, Mutually exclusive memiliki 4 kondisi yang harus dipenuhi agar metode persentase penyelesaian dapat diterapkan . Kondisi tersebut yaitu :
a. Estimasi yang andal menyangkut pendapatan, biaya, dan tingkat penyelesaian kontrak.
b. Kontrak harus spesifik menyatakan hak-hak yang dapat dipaksakan berkaitan dengan barang atau jasa yang harus diserahkan dan diterima oleh pihak, harga pokok dan cara serta syarat-syarat pembayaranya.
c. Pembeli dapat diharapkan mampu memenuhi kewajiban kontraknya.
d. Kontraktor diharapakan mampu melaksanakan kewajiban kontaktualnya.

2.3.3.3 Metode Kontrak Selesai
Menurut metode kontrak selesai, pendapatan dan laba kotor diakui hanya pada saat terjadi penjualan, artinya pada saat kontrak selesai, biaya-biaya kontrak jangka panjang dalam pelaksanaan dan penagihan lancar diakumulasikan, tetapi tidak ada pembebanan sementara atau kredit ke perkiraan perhitungan rugi-laba untuk pendapatan, biaya-biaya dan laba kotor.
Keuntungan utama dari metode kontrak selasai adalah bahwa pelaporan pendapatan didasarkan pada hasil akhir bukan pada taksiran pekerjaan yang belum dilakukan. Kekuranganya yang utama adalah tidak mencerminkan prestasi kerja masa berjalan bila periode kontrak tersebut diperpanjang menjadi lebih dari satu periode akuntansi. Meskipun pelaksanaanya mungkin cukup seragam selama periode kontrak tersebut. Namun pendapatan yang tidak dilaporkan sampai tahun penyelesaiannya menimbulkan penyimpangan dalam laba.
Ayat-ayat jurnal tahunan untuk mencatat biaya-biaya pembangunan, kemajuan penagihan dan penagihan dari pelanggan akan sama dengan yang telah diilustrasikan menurut metode persentase penyelesaian dengan pengecualian pengakuan dan laba kotor.
2.3.3.4 Metode Pemulihan Kembali Biaya
Menurut metode pemulihan kembali biaya, tidak ada laba yang diakui sampai pembayaran kas oleh pembeli melebihi harga pokok barang dagang yang dijual. Sesudah semua kas dipulihkan kembali, setiap tambahan kas yang ditagih dimasukan sebagai penghasil. Perhitungan laba rusi selama penjualan melaporkan pendapatan penjualan, harga pokok penjualan, dan laba kotor. Baik jumlah yang diakui sepanjang periode, maupun jumlah yang ditangguhkan. Laba yang ditangguhkan di offset terhadap piutang yang berkaitan, dikurangi dengan penagihan neraca. Perhitungan laba rugi sesudah itu melaporkan laba kotor sebagai pos terpisah dari pendapatan saat diakui pada saat dihasilkan.

2.4 Pengukuran Pendapatan
Dalam hal pengukuran pendapatan, terlihat bahwa pendapatan dinilai berdasarkan nilai tukar dengan barang atau jasa yang diserahkan. Pengukuran pendapatan harus dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima. Jumlah pendapatan yang timbul dari suatu transaksi biasanya ditentukan oleh persetujuan antara perusahaan dan pembeli atau pemakai aktiva tersebut. Jumlah tersebut diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima perusahaan dikurangi jumlah diskon dagang dan rabat volume yang diperbolehkan perusahaan.
Pada umumya imbalan tersebut berbentuk kas atau setara dengan kas dan jumlah, pendapatan adalah jumlah kas atau setara kas yang diterima atau yang diterima. Namun jika terdapat perbedaan antara nilai wajar dan jumlah nominal maka imbalan tersebut diakui sebagai pendapatan bunga.

2.5 Pengertian Laba
Laba merupakan suatu pos dasar yang penting dari iktisar keuangan yang memiliki kegunaan dalam berbagai konteks.
Laba pada umumnya dipandang sebagai dasar dalam menghitung besarnya pajak yang ditanggung oleh perusahaan, kebijaksanaan pembayaran deviden, pedoman investasi dan pengambilan keputusan. Laba secara professional diartikan sebagai perbedaan antara pendapatan yang direalisasikan yang timbul dari transaksi dalam suatu periode dan biaya yang sepadan denganya.
Apabila dikaitkan dengan pendapatan maka pengertian laba dapat dibagi menjadi dua yaitu :
1. Laba yang telah direalisir
Laba yang terjadi karena adanya transaksi dengan pihak ketiga. Laba ini timbul dari transaksi-transaksi actual dalam periode yang bersangkutan. Laba yang telah direakisir merupakan selisih antara pendapatan yang telah direlisir dengan penggantian yang sesuai.
2. Laba yang belum direalisir
laba yang terjadi karena adanya nilai aktiva dan belum direalisir. Ini diakui saat terjadinya transaksi dengan pihak ketiga. Laba ini dapat timbul karena adanya penahan laba yang direalisir selama periode kontraktualnya.

2.5.1 Laporan Penyelesaian Laba Kotor Dengan Persentase Penyelesaian
Berikut akan diuraikan langkah-langkah yang digunakan metode persentase penyelesaian :
Tahun XXX Tahun XXX Tahun XXX
Harga kontrak xxxx xxxx xxxx
Dikurangi taksiran biaya :
- biaya yang dikeluarkan xxxx xxxx xxxx
- taksiran biaya penyelesaian xxxx xxxx xxxx
Taksiran biaya total (xxxx) (xxxx) (xxxx)
Tasiran laba kotor xxxx xxxx xxxx

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian
Penulis melakukan penelitian terhadap perusahaan yang bergerak di bidang jasa konstruksi, PT. CEDAK SION SELAMAT atau biasa disingkat dengan CSS yang beralamatkan di Jl. Pertengahan Salam VI No.61 Cijantung, Jakarta Timur 13770.
Didirikan tahun 1993 dengan akte pendirian No.17 tanggal 14 Januari 1993, yang dibuat dihadapan notaris Ny. H. Asmin Arifin A. latif.S.H di Jakarta.
Dengan sumber dana perusahaan berasal dari modal awal, perusahaan ini berstatus perseroan terbatas, dengan nama PT. CEDAK SION SELAMAT yang kepemilikannya dipegang oleh bapak P.Suharso

3.1.1 Sejarah Perusahaan
Perusahaan ini telah berkembang sejak didirikan tahun1993, dengan usaha yang bergerak dibidang pengadaan jasa konstruksi untuk pembangunan sarana, prasarana baik yang bergerak dibidang jaringan kabel, sentral, dan transmisi maupun penunjang jaringan akses.
Sejak didirikan tahun 1993 telah mengikuti pembangunan telekomunikasi melalui kerjasama dengan PT. TELKOM DIVRE II, yang mana tertuang dalam PKS (Perjanjian Kerja Sama) tahun 1995 sampai dengan sekarang.
Modal dasar berdirinya perusahaan ini sebesar Rp.2.100.000,- pada tahun 1993. Dari perkembangan perusahaan hingga saat ini dapat diperoleh informasi pendapatan sebagai berikut :
Omset perusahaan sebesar : Rp.1.500.000.000.-
Perolehan laba bersih sebesar : Rp.750.000.000,-
Sehingga asset perusahaan sampai saat ini mencapai sebesar Rp.1.500.000.000,-


Sejak tahun didirikanya hingga sekarang dalam perkembangannya. :
• Telah berhasil membangun jaringan kabel 5000 sst didaerah Bekasi
• Telah berhasil membangun jaringan kabel 5000 sst didaerah Jakarta Timur
• Telah berhasil membangun jaringan kabel 5000 sst didaerah Bogor.

3.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan


3.2 Kegiatan Usaha Perusahaan
Kegiatan usaha PT. Cedak Sion yang bergerak dibidang konstruksi ini diantaranya meliputi :
1. Konstruksi Elektrikal: meliputi usaha pembangunan, pemeliharaan dan perbaikan pembangkit tenaga listrik, transmisi tegangan tinggi dan distribusi, pembangunan gardu induk, pemasangan tiang listrik, konstruksi listrik penunjang angkutan kereta api, meteorologi dan geofisika
2. Konstruksi Telekomunikasi sarana bantu navigasi laut dan rambu sungai :
meliputi pembangunan, pemeliharaan dan perbaikan menara, pelampung suar, lampu sinyal pelabuhan dan peralatan suar lainnya.
3. Telekomunikasi navigasi udara dan peralatan penyelematan : meliputi usaha pembangunan, pemeliharaan dan perbaikan pemancar/penerima radar, konstruksi antena, dan sejenisnya.
4. Sinyal dan telekomunikasi kereta api : meliputi usaha pembangunan, pemeliharaan dan perbaikan konstruksi sinyal lalu lintas dan telekomunikasi kereta api.
5. Sentral telekomunikasi : meliputi usaha pembangunan, pemeliharaan dan perbaikan sentral telepon/telegraf, konstruksi menara pemancar/penerima radar microwave, bangunan bumi kecil/stasiun satelit.
6. Konstruksi elektrik dan telekomunikasi lainnya : meliputi usaha pembangunan, pemeliharaan dan perbaikan konstruksi elektrikal dan telekomunikasi lainnya.
3.3 Data atau Veriable
Dalam melakukan penelitian, data merupakan hal yang sangat penting karena penelitian membutuhkan data atau informasi yang akurat dan valid agar hasil penelitian dapat diakui kebenarannya.
Penulis menggunakan data primer dalam melakukan penelitian. Penulis melakukan penelitian langsung pada perusahaan yang bersangkutan, baik dengan pengamatan maupun wawancara guna untuk mendapatkan laporan keuangan, sejarah dan profil perusahaan.

3.4 Alat Analisis Yang Digunakan
Metode analisis data yang digunakan dalam penulisan ilmiah ini adalah metode persentase penyelesaian yaitu metode yang mengakui pendapatan, biaya-biaya dan laba kotor dengan terlaksananya kemajuan kearah penyesuaian kontrak.
Berikut akan diuraikan langkah-langkah yang digunakan metode persentase penyelesaian :

Tahun XXX Tahun XXX Tahun XXX
Harga kontrak xxxx xxxx xxxx
Dikurangi taksiran biaya :
biaya yang dikeluarkan xxxx xxxx xxxx
taksiran biaya penyelesaian xxxx xxxx xxxx
Taksiran biaya total (xxxx) (xxxx) (xxxx)
Tasiran laba kotor xxxx xxxx xxxx
Persentase penyelesaian diukur dengan membandingkan lain biaya-biaya yang sudah dikeluarkan dengan taksiran jumlah seluruh biaya untuk menyelesaikan suatu kontrak, seperti yang ditunjukan pada rumus dibawah ini :






Total taksiran biaya baru

• Pendapatan pada periode tersebut :
Persentase penyelesaian X harga kontrak (taksiran pendapatan tetap) - pendapatan tahun sebelunya yang telah diakui
• Laba kotor pada periode tersebut :
Persentase penyelesaian X taksiran laba kotor - laba kotor tahun sebelumnya.

Berikut jurnal untuk mengakui pendapatan menggunakan persentase penyelesaian :

a. Jurnal Pengeluaran Biaya Bangunan
Bagunan dalam proses
Bahan bangunan, kas. dsb

b. Uang Muka Pesanan
Kas
Uang muka pesanan

c. Jurnal Penagihan atas Penyelesaian Kontrak
Piutang dagang
Penagihan atas bangunan dalam proses

d. Jurnal Penerimaan Kas
Kas
Piutang dagang

e. Pendapatan Laba Kotor yang diakui
By. Kontrak jangka panjang
Pendapatan kontrak Jk.Panjang


f. Penagihan Final atas kontrak
Penagihan atas bangunan dalam proses
Bangunan dalam proses

1 comment: