Friday, February 25, 2011

Akuntansi Internasional

A. Pengenalan akuntansi internasional
Akuntansi Internasional mempunyai peran yang sangat penting untuk masyarakat luas, dimana informasi yang akan dihasilkan akan digunakan oleh perusahaan multinasional dengan transaksi dan lintas batas negara dengan kata lain informasi akan digunakan oleh perusahan atau pengguna laporan di negara lain.
Untuk proses akuntasi internasional tidaklah berbeda dengan proses akuntansi lokal yang terdapat di negara tertentu. Masalah yang menimbulkan perbedaan antara akuntansi internasional dengan akuntansi lokal adalah dimensi internasional dari proses akuntansi lokal antara negara yang satu dengan negara yang lain berbeda. Perbedaan tersebut meliputi perbedaan budaya, praktis bisnis, struktur politik, sistem hukum, nilai mata uang, tingkat inflansi lokal, resiko bisnis, dan peraturan undang-undang mengakibatkan perusahan multinasional mengalami kendala untuk melakukan kegiatan operasionalnya dan memberikan laporan keuangannya.
B. Latar belakang
Akuntansi internasional tercipta karena dilatar belakangi oleh peningkatan daya banding laporan keuangan dan memberikan informasi dipasar saham internasional. Perbedaan dalam ketentuan laporan keuangan mengharuskan akuntansi internasional tercipta untuk mengurangi hambatan dalam hal ini. Akuntansi internasional juga dapat menciptakan perbaikan kualitas perusahaan, untuk itu akuntansi internasional harus tercipta untuk menghasilkan perusahaan yang berkualitas, perusahaan “best practise”.
C. Tujuan
Terdapat empat hal yang diatur dalam standar akuntansi. Pertama, standar akuntansi dgunakan untuk menentukan transaksi harus dicatat dan dikelompokan kedalam aktiva, hutang, modal, pendapatan dan biaya. Kedua, menentukan nilai suatu elemen laporan keuangan saat terjadi transaksi atau pun saat terjadi penyajian laporan keuangan, hal ini berkaitan dengan pencatatan tanggal pada neraca. Ketiga, mengakui elemen laporan keuangan sehingga elemen tersebut dapat disajikan kedalam sebuah laporan keuangan. Keempat, penyajian dan pengungkapan laporan keuangan. Keempat hal tersebut harus diharmoniskan secara internasional dengan tujuan penghematan biaya terutama bagi penyaji dan pemakai laporan keuangan dan memperbaiki standar akuntansi masing-masing negara. (Tunner 1983)
D. Definisi
Weirich mengungkapkan tiga definisi tentang akuntansi internasional.
1. akuntansi untuk perusahaan induk dan anak perusahaan yang terdapat dinegara lain.
2. akuntansi komperatif atau akuntansi internasional.
3. akuntansi dunia atau akuntansi bersifat umum.
Akuntansi yang diterapakan oleh perusahaan induk dan anak perusahaan dapat saja mengikuti praktik yang ada di negara perusahaan tersebut berada, perbedaan antara penerapan akuntansi dan prinsip akuntansi yang berbeda antara negara satu dengan yang lainnya mengakibatkan harus adanya akuntansi internasional untuk refrensi tujuan pengubahan dan penyesuaian.
E. Konvergensi
Pertengahan agustus 2004, dirjen pembinaan akuntan dan jasa penilaian mengundan DPN-IAI komparteman IAI, DSAK-IAI, DSPAP, Bapepam, KSAPPD untuk membahas kesiapan profesi akuntan melakukan konvergensi standar yang berlaku internasional. Sebagai member International Federation of Accountant (IFAC) IAI berkewajiban menerapkan IFRS. Konvergensi IFRS dibedakan menjadi lima bagian oleh DSAK.
1. Full adoption, pada tingkatan ini, IFRS dterjemahkan word by word.
2. adapted, perusahaan mengadopsi seluruh IFRS tetapi disesuaikn dengan kondisi di suatu negara.
3. piecemeal, pengapdosian IFRS hanya sebagian nomor standar atau paragraf tertentu.
4. referenced penerapan hanya pada IFRS tertentu dengan bahasa dan paragraf yang disusun sendiri oleh pembuat standar.
5. no adoption at all, sama sekali tidak mengadopsi IFRS.
F. IFRS
Penerapan atau lebih tepatnya pengadopsian IFRS di negara indonesia meliputi tujuh hal dibawah ini:
1. First time adoption of IFRS
2. Share-based payment
3. Business Combinations
4. Insurance Contract
5. Non-Current Assets Held for Sale and Discontinued Operations
6. Exploration for and Evaluation of Mineral Resources
7. Financial Instruments: Disclosures
Dari ketujuh prinsip tersebut menurut ketua DSAK hanya pont pertama yang belum diterapkan di indonesia, sedangkan poin-poin yang lain sudah diterapkan dan disesuaikan dengan keadaan perekonomian di indonesia.
Sumber :
1. Meifida Ilyas, SE, Msi
2. (http://staff.undip.ac.id/akuntansi/anis/2009/05/26/harmonisasi-standar-akuntansi-internasional-analisis-kritis-dari-perspektif-islam/)
3. Aminullah dkk

Rafflesia
21207873
4 EB 06

No comments:

Post a Comment